Oleh Toto Abu Ihsan
Dalam kultum ba’da shalat Shubuh pagi ini, Ustadz Noer memaparkan secara ringkas soal Hijrah. Kata beliau, Hijrah ada yang berarti perpindahan tempat, ada juga yang berarti perubahan sikap, menjadi sikap yang lebih baik.
Amat turut menghadiri kultum itu. Seperti biasa, dia duduk di baris paling belakang sambil terkantuk-kantuk.
Setelah selesai kultum dan doa, para jamaah pun bubar. Imat bersegera membereskan mik dan meja yang tadi dipakai Ustadz Noer berceramah.
“Im, ente sat-set sat-set begini, emang mau kemana, sih?” tanya Ustadz Noer yang kagum melihat kesigapan Imat.
“Maaf, Ustadz,” jawab Imat, “Habis ini mau bersihin kamar mandi, trus nyapu halaman.”
Haji Murat yang masih duduk menemani Ustadz Noer segera menujukan pandangannya kepada Amat. Nampaknya kata-kata pedas sudah hampir berhamburan dari mulutnya.
Namun Amat segera menyadari keadaan genting ini. Dia pun sigap bangkit dari tempat duduknya lalu keluar ruangan.
Haji Murat masih sempat memanggilnya. “Ente mau ke mana, Am?”
Amat pun menjawab pendek sambil terus berlalu, “Hijrah!” katanya.
Mendengar jawaban itu, Ustad Noer dan Haji Murat tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala. “Alhamdulillah,” kata Ustadz Noer. “Akhirnya datang juga kesadarannya.”
“Iya, Ustadz Mudah-mudahan Amat beneran hijrah. Mudah-mudahan dia berubah jadi orang rajin.” Timpal Haji Murat.
Setelah berbincang sejenak, keduanya pun bangkit dari duduknya lalu berjalan ke luar musola. Di halaman, tampak Imat sedang menyapu. Haji Murat celingukan.
“Cari apa, Pa Haji?” tanya Ustadz Noer.
“Cari Amat. Kemana, dia. Yak?” jawab Haji Murat.
Tak lama Ustadz Noer dan Haji Murat pun menemukan Amat. Dia tidur berselimutkan sarung di selasar musola.
Haji Murat menggeleng-gelengkan kepalanya. “Dasar si Amat. Hijrah cuma pindah tempat doang. Kelakuan sama aja!”
-o0o-
_“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nisaa : 100)
Be the first to comment on "Amat Pun Hijrah"