Merespon Seruan Iman (Bagian 1)

Merespon Seruan Iman

(oleh Ustadz Ahmad Syaikhu)

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal : 24).

DPDPKSKOTABEKASI – Kehidupan yang hakiki bukan berwujud daging dan darah, atau kekuatan otot dan gerak. Ini semua adalah kehidupan yang sama-sama dimiliki binatang dan manusia.

Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang merespon seruan Allah untuk beriman kepada-Nya, setelah mengenal-Nya dengan baik, lalu terbangun kehidupan yang baru sesuai ajaran-Nya:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman…” (QS. Ali Imran : 193).

Iman kepada Allah menghidupkan dan membangkitkan semua potensi yang ada pada diri manusia, paling tidak pada tiga hal.

Pertama, hati yang terbebas dari segala penyakit yang akan merusak dan mematikan potensinya. Terutama penyakit riya’ dan sombong.

Orang yang berhati jernih merasa ringan melaksanakan segala bentuk kewajiban dan meninggalkan semua larangan. Mudah mematuhi aturan dan mengikuti arahan.

Ia bisa menjadi pemimpin yang baik dan siap menjadi prajurit yang setia, bila rotasi kehidupan mengharuskan pergiliran tersebut.

Ia tidak mengenal istilah “Power Syndrum”, karena ia tidak pernah menjadi hamba jabatan dan kedudukan.

Posisi di depan atau di belakang tidak pernah mempengaruhi semangat amal dan perjuangannya dalam dakwah.

“Binasalah hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra. Jika diberi maka ia ridha, jika tidak diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah ia, jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas darinya. Beruntunglah hamba yang mengambil tali kendali kuda fii sabilillah, rambutnya kusut dan kakinya berdebu. Jika ia bertugas menjaga maka ia benar-benar menjaga, jika ia berada di barisan belakang maka ia benar-benar menjaga barisan belakang.” (Shahih Bukhari 2673).

Orang yang berhati jernih punya motivasi yang kuat dan tidak mudah menyerah. Kesuksesan tidak membuatnya membanggakan diri dan kegagalan tidak membuatnya putus asa.

Baginya, sukses dan gagal sama-sama membuahkan pahala dari Allah, karena ia telah mengerahkan daya upaya maksimal. Sedangkan hasil dan keputusan ada ditangan Allah :

“… Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS Al-Anfal : 10).

Be the first to comment on "Merespon Seruan Iman (Bagian 1)"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*