DPDPKSKOTABEKASI – Bang Imam Dachlan begitu orang akrab menyapanya. Pertama kali saya kenal dengannya pada 2014 silam, saat itu saya diminta menjadi saksi untuk PKS di Jatiwaringin dalam agenda pemilu.
Saya mulai mengenal beliau, yang menurut saya ia adalah seorang orator terbaik, bicaranya membangunkan seseorang untuk kembali bersemangat, selalu rendah hati tak pernah tinggi bicaranya. Hal ini yang membuat berbagai kalangan nyaman untuk berkomunikasi dengannya.
Semakin kenal dekat dengan Bang Imam, saat ada agenda perekrutan kader pada tahun 2015, banyak pesan dan motivasi yang sangat menginspirasi.
Beliau merupakan kader awal, bahkan ia menceritakan dahulu, bahwa pada waktu masih bernama Partai Keadilan (PK), ia menceritakan proses mengajak berbagai kalangan, di jalan, maupun ke berbagai rumah-rumah warga.
Saya pun berseloroh, “Kenapa waktu itu kaga ngajak saya Bang?”.

Ia menjawab, “Yang penting ente sekarang sudah jadi kader,” ujarnya sambil tertawa.
Semakin dekat mengenalnya, semakin kagum dengan kepribadian beliau. Saya sering bersama pada saat Pilwalkot Bekasi, sering juga berkumpul di kediamannya.
Masih ingat dalam ingatan, berbagai agenda mulai dari memasang banner, baliho, atau menyebarkan brosur.
Pada waktu itu saya membentuk tim sebar poster NF, semuanya berjumlah enam orang, saya sendiri yang kebetulan laki-laki, sehari targetnya mencapai hingga 1.000 poster, disebar ke tiap RW yang ada di Jatiwaringin.
Tempat kumpulnya sebelum sebar poster di RW.11 dan kediaman Bang Imam, ciri khasnya ia selalu menjamu tamunya, kalau titik kumpulnya di Bang Imam kami selalu disiapkan menu nasi kebuli dan sate khasnya.
Lama tak berjumpa, hingga akhirnya kami dipertemukan kembali pada Senin (01/02/2022), saat tengah melakukan giat pembuatan KTA dan pembukaan titik senam PKS baru di RW.14.
Saya bersalam sapa, memeluk beliau, bercanda karena urung berjumpa setelah sekian lama. Saya sendiri yang meminta beliau untuk menghadiri agenda para Instruktur Senam Nusantara Pondokgede. Hal ini dilakukan agar memotivasi dan manambah semangat seluruh tim. Beliau hadir, menyanggupi, dan menitipkan pesan agar menambah banyak titik senam PKS di Pondokgede.

Usai melaksanakan agenda tersebut saya pamit, karena saya harus kerja, saya sampaikan bahwa saya sudah terlambat sepertinya.
Masih segar diingatan ia menahan saya sembari berujar, “Tuh kan baru diketemuin sudah mau pergi,” sambil tersenyum beliau meminta saya untuk menemani dalam agenda tersebut lebih lama.
Saya tidak menyangka kalau itu adalah senyum dan canda khasnya adalah hal yang terakhir yang bisa saya temukan dari sosok Bang Imam.
Tepat sore hari saya mendapatkan info bahwa Bang Imam telah berpulang, ke Sang Pencipta yang menciptakan beliau dan kita semua, selamat jalan Bang, semoga kita bisa bersua lagi nanti di Jannah Allah. (RDK)





Be the first to comment on "Memoar Bang Imam Dachlan, Kader PKS yang Menginspirasi dengan Berbagai Amalnya"